Blogger Widgets

Minggu, 17 April 2016

sepucuk surat ungkapan sebuah kehidupan

KEMBALINYA SENYUMAN MATAHARI,.


Suasana begitu suram.
tidak ada satupun kecerahan yang ada di hari ini bahkan awanpun tak kunjung puas menghalangi indahnya matahari pagi, sehingga matahari tidak dapat tersenyum kembali. kemurungan selalu terlukiskan diwajahnya. disaat waktu telah menunjukkan sesuatu yang tidak ingin aq aku lalui "kesiangan. tetapi kelopak mataku yang begitu lunak dengan barisan bulu-bulu hitam disampingnya tak kunjung untuk membuka. aku telah merasakan alunan lagu pagi yang sering dinyanyikan ayam dan para burung-burung kecil, dan aku juga merasakan suara-suara bising yang dikeluarkan kendaraan yang melintas didepan rumahku, tapi setelah sekian lamanya bahkan aku sampai merasa puas dengan berbagai suara itu aku pun mulai terbangun dari tempat persemayamanku. aku begitu terkejut melihat waktu yang berjalan begitu cepat. seakan-akan aku tak mampu untuk menjalankan agenda-agenda yang telah tertera di papan agendaku. aku pun berusaha mengejar waktu yang ada agar tidak melewatkan tugasku sabagai seorang pelajar.

***

Suasana disana begitu membosankan aku harus berusaha giat walaupun aku tidak tau "apakah diriku mampu.?" atau aku akan berhenti ditengah jalan, itulah hal yang tak ingin kulalui dan tidak ingin ku jalani, seiring berjalannya waktu aq mulai terpikir atas kejadian yang pernah aku alami, aku merasakan kebahagiaan disaat aku bersamanya, aku merasa giat bahkan aku tak kunjung untuk berhenti berusaha, tapi itu dulu. dan sekarang keadaan mulaiterbalik aku selalu merasakan tetesan hujan yang membasahiku, yang seakan-akan membuatku lemah takberdaya. Bahkan hatikupun serasa tak mampu lagi menahan berbagai masalah yang begitu besar, yang telah menimpaku. mungkin hatiku telah membusuk karena lelah terus-terusan di tempa sesuatu hal yang kejadiannya sama dengan yang lalu, semakin ku mengingat semakin banyak pulalah kesakitan yang aku rasakan.
 ***

Bel berbunyi begitu nyaring seakan-akan takut telingaku tak mampu menjangkau suara tersebut aku pun mulai menenangkan pikiranku dengan keluar dari istana yang kusukai itu udara begitu segar. kesegaran itu menembus paru-paruku yang begitu lemah yang membuatku seakan-akan tak terbebani apapun. canda tawa yang dikeluarkan teman-temanku melengkapi kesegaran di pagi itu tidak kuat menahan kekonyolan itu, sehingga membuat perutku kesakitan. bayangan-bayangannya, hilang dengan sekejap. karena mereka !. ketika matahari tersenyum tiba-tiba awan itu datang kembali seakan-akan balas dendam atas kebahagiaan yang aku alami "Hay,," sapaku dengan suara lembut tanpa mengingat masalah pahit itu. aku menawarinya untuk mengisi ruangan perut yang sangat kosong, tapi ia hanya dapat menggelengkan kepala saja. tanpa ada suara yang terdengar dari bibir manisnya, aku melihatnya dengan buku yang dilipat di telapak tangannya. aku hanya bisa terdiam lalu "pergi. aku merasakan hawa ketidak nyamanannya keluar dari dirinya sehingga memaksaku untuk pergi tanpa tersirat sedikitpun bayangannya. aku pun mulai melangkah perlahan dikit demi sedikit menjauhinya, tak sampai kilo meter aku melangkah seseorang dengan badan tegap rambut lurut datang menghampirinya dan membawanya pergi, "ini suatu kejadian yang pernah ku alami" ucapan dari mulutku, akupun berusaha kebal dengan apa yang ada. tapi, hati ku tidak dapat menahannya. hatiku serasa telah menjadi mayat. kebahagiannya terlalu indah untuk ku pandang sehingga membuat kelopak mataku tak kunjung untuk menutup, aku pun kembali meneruskan perjalananku untuk melupakan semua yang telah terjadi.

***


Bel yang terahir telah kembali dibunyikan aku berharap aku tidak menemuinya lagi, aku pun berjalan ke surgaku yang ada di dunia, aku mulai mengisi perutku yang kosong dan bersiap untuk kembali ketempatku sebagai seorang pelajar, aku mengikuti kegiatan yang begitu kusukai disana aku merasakan hawa yang menyenangkan. tapi itu hanya bayanganku, entah itu dapat terjadi atau tidak itu semua kehendak ALLAH swt. aku melihat keramaian, kesenangan, bahkan kegembiraan yang ada disana. aku pun merasa biasa. terhadap hal itu. aku ingin awan ini cepat menghilang agar aku dapat melihat senyuman dari matahari. ketika mataku memandang di satu titik. tiba-tiba seseorang memanggilku dengan suara keras, dan dengan reflexnya aku memandang pusat dari suara itu, "Mas,,, ada apa?" tanyaku dengan suara ringan. "naiklah.!" ketika aku mulai melangkah menyusuri tangga yang ada disana, sesampai diatas aku melihat sosok yang begitu indah yang membuat kesakitan itu menjadi hilang. bahkan awan yang dulunya susah diusir sekarang telah pergi dengan sendirinya dan kini, akupun dapat merasakan senyuman matahari menyinari keindahan di siang itu. "Subhanallah,, begitu sempurna ciptaanmu ini yaALLAH," aku merasakan kesempurnaan yang ada pada dirinya. bola matanya begitu bening dan bersih,warna hitam dimatanya begitu pekat, menghiasi bola mata putihnya yang begitu bening sehingga tak dapat aku untuk berkedip, bibirnya begitu tipis dan berwarna kemerahan, kerudung yang ia kenakan terlihat sangat lembut membuat kecantikannya menjadi tidak mudah pudar. tubuhnya sangat ideal sama seperti yang aku bayangkan disetiap aku berdo'a. aku berjabat tangan dengannya aku merasakan kehalusan tangan dan kelembutan suaranya. ".?.?.?." ucapan namanya yang keluar secara spontan dari mulutnya. akupun membalas ucapan itu dengan namaku, aku berbincang-bincang dengannya begitu lama sampai akupun tidak menyadari waktu yang begitu banyak terbuang karena omongan yang tidak penting yang hanya dapat membuang waktu saja. aku tidak mungkin membuang kesempatan untuk berbicara dengannya. setelah 1 jam lamanya ia pamit kepadaku ia memberikan butiran-butiran ucapan yang menandakan perpisahan, aku pun bertanya-tanya dalam hati, "akankah aku dapat bertemu dengannya lagi?, akankah matahari ini tetap tersenyum tanpa ada sedikitpun awan yang menutupinya?" inilah yang menjadi tanda tanya besar dalam diriku,. aku akan selalu berdo'a dan berharap aku dapat bersamanya dilain waktu, untuk meneruskan Obrolan yang tidak penting,.!